LEMBARAN BARU

lukisan kehidupan terus terukir indah
lika-liku dilalui dengan beragam hiasan warna
sumilir angin menyejukkan jiwa
walau terkadang angin menghanyutkan langkah

RENUNGAN JIWA

Ya rob
berapa banyak kenikmatan yang engkau berikan kepada hamba
kenikmatan yang tidak di nikmati oleh orang-orang selain hamba
anugrah yang berlimbah setiap waktu
kemudahan-kemudahan yang salalu engkau berikan

BAGAI BINATANG

Kala hati bermusuhan dengan keadaan
diri tidak bisa di kendalikan oleh benak
tingkah laku seperti mahluk tak berakal
tensi terus menaik, meninggi

berdiri di atas dedurian yang tak menusuk
Tangan memegang bara api tak terbakar
dinginnya es membelai



IMPIAN, KECEWA.


BIAR

biarkan saja semua lenyap
jangan di hiraukan wahai diri yang kaku
walau ungkapan telah terucap lewat sebongkah darah
engkau akan tetap seperti engkau rasakan

kejujuran telah engkau ungkapkan dengan dengan baik
tidak ada rasa yang engkau pendam dalam-dalam
semua terungkap, namun sayang keiginan tidak selalu nyata
hanya mimpi yang mengantarkan engkau terbangun dari tidur

EMBUN SUCI DI PIPI MU

Embun suci itu mengalir tanpa diminta
Keluar dari ungkapan hati yang direspon oleh indramu
Senyum indah berubah menjadi mendung
Pesona ceria kini redup, menutup wajah

TERBORGOL

Setitik cahaya hadir di kejauhan samudera
Mata terkoneksi dari sudut pulau keresahan
Selangkah maju untuk mendekat. Sangat pelan
Kepastian langkah memudarkan keraguan jiwa

KEHAMPAAN CITA-CITA

     
Kobaran api yang menantang pasti datang dari sesuatu hal yang menantang pula, tantangan dan terjangan harus dihadapi menggunakan semangat yang berkobar. bagaikan si jago merah yang melalap gedung nan tinggi.
        walaupun pahit menghadang, namun harus diterjang dan dilawan. aku tidak akan peduli dengan apa tantangan dan terjangan yang timbul. emang terkadang aku merasa sedih bila harus melewati tantangan  yang begitu berat, namun aku tak bisa mengelak tantangan yang di anugrah kan oleh sang maha kuasa, pemilik jagat raya ini. Dengan ambisi dan daya juang yang bergelora, aku pasti bisa melewati semua ini.
 *****

PENTAS LAMUNANKU

 “hadirin yang berbahagia, maba[1] dan miba[2] yang kami sayangi. Memasuki acara yang ke tiga yaitu sambutan dari ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa, kepadanya kami persilahkan”. Suara MC menggama dilapangan yang dipenuhi oleh ribuan pasang mata intelektual muda.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu”.
“ allhamdulillahirabbil alamin assalatuassalamuala asrafil ambiya’iwalmursalin wa’ala alihi wasyahbihi ajma’in…amma ba’du.

TENTANG PENULIS

Nama saya M. Irfan rosyadi, teman-teman sering memanggil saya dengan sebutan Irfan atau sadi. Saya di lahirkan di sebuah pulau kecil bernama Pulau Merbau desa semukut yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, Indonesia. Saya di lahirkan pada tanggal 11 januari 1993.
Jenjang pendidikan yang saya tempuh yaitu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul mubtadiin dan melanjutkan di MTs Hidayatul mubtadiin sementara Jenjang SLTA saya memutuskan  untuk menuntut ilmu disalah satu pondok pesantren yang berada di ibu kota provinsi yakni pondok pesantren Dar el Hikmah Pekanbaru. Setamatnya dari pesantren saya melanjutkan jenjang studi strata satu di kota gudeg (Daerah Istimewa Yogyakarta) di Universitas Islam Indonesia jurusan ilmu ekonomi. Dan Alhamdulillah saat ini saya sedang menempuh jenjang pascasarjana di universitas “raja” brawijaya Kota Malang dengan jurusan yang sama.
Sekilas bercerita
Setamat Madrasah Ibtidaiyah, ayah menginginkan saya agar melanjutkan ke pondok pesantren salafi di ibu kota provinsi. Saya mengaminkan keinginan ayah dan bertekat untuk belajar agama dengan baik, karena motivasi dari empat saudara kandung ayah semua lulusan pesantren di pulau jawa kecuali ayah dan kakaknya. Tekat sudah bulat di dalam hati, tinggal beberapa hari keberangkatan saya ke ibu kota provinsi terhalang permasalahan besar. Dan malam sebelum saya berangkat adalah puncak permasalahan, saya hanya bisa menangis menyaksikan permasalahan tersebut. Dan pada malam itu juga saya bertekat tidak akan meningggalkan rumah apabila masalah belum usai. Saat pagi ayah mengajak saya untuk berangkat, namun saya tidak menanggapi permintaan ayah lalu saya pergi meninggalkan rumah menuju ke rumah pak "dhe" (abangnya ayah). Dan ayah memutuskan pergi dari rumah tanpa memperdulikanku, ibu, adek dan tidak tahu entah kemana. Hampir dua minggu ayah tidak menampakkan batang hidungnya.
Cerita lainnya
Dahulu saat saya ingin melanjutkan jenjang strata satu, saya berkeiginan untuk konsentrasi pada jurusan sastra Indonesia. karena saat di pesantren, beberapa karangan saya telah terbit di media cetak daerah. Namun setelah berargumen panjang dengan ayah, keinginan saya kandas dengan berbagai argumen ayah yang seakan memojokkan. Saya tertunduk lemas karena saya yakin saat itu impian saya tidak dapat tercapai, dan saya ikut dengan keinginan ayah untuk melanjutkan studi di universitas yang telah direncanakan oleh ayah sejak awal.
Saat itu saya teringat dengan kejadian enam tahun yang lalu. Saya tidak patuh pada keinginan ayah. Di dalam hati berat untuk tetap menjalankan keinginan ayah, namun saya tidak ingin mengecewakan seorang ayah pejuang untuk hidup dan kebahagiaan anak-anaknya.
Saya bersyukur keputusan ayah yang saya pilih tidak menjerumuskan saya kepada kebosenan dalam menuntut ilmu. Keinginan saya untuk menulis tetap tercapai, dan ilmu di bidang ekonomi sangat menunjang.

TERUS BERKARYA. WALAU HIDUP DIMAKAN USIA



SURAT EMAS

Saat ku tatap surat emas
Yang melayang menelusuri ranah perantauan ku
Nan jauh di ufuk sebrang
Setiap kata kau susun dengan titisan air mata
Yang tercurah lewat jiwa kerinduan mu

DIMANAKAH "ENGKAU" BERADA ?

Kala ku terkenang akan keberadaan mu
Aku ingin menyelami samudra sampai kedasar laut
Akan ku cari keberadaan mu di sela-sela batu karang
Ku telusuri palung laut sampai kepangkal-pangkalnya
Namun kau tak ku jumpai.

TITISAN KASIH SUCI

Malam ini, Rembulan berselimut awan putih bersinar cemerlang seindah pesona sesosok anak manusia yang dianunggrahkan setitik rasa yang tak tertandingi dengan seluruh partikel yang ada di planet ini. Sungguh malam yang indah, terangkai jalinan suci dalam jiwa yang bersih. Rasa itu mengalir lewat aliran urat saraf merespon dengan baik hingga menusuk ke relung jiwa , tertutur rapi lewat kata yang sempurna. rasa itu adalah CINTA. Anugrah yang sangat sempurna, tidak ada yang bisa menandingi rasa yang telah di berikan oleh Allah SWT ini. Apa itu cinta ?

HALUAN


kapal terus bergerak laju menentang ombak samudra
sesekali kapal berguncang dengan keras
terombang-ambing di samudra lepas

nahkoda, ABK dan penumpang bergoyang mengikuti irama ombak. cemas

NEGRI DI SUDUT SAMUDERA

Di negriku yang konon subur
Kini hidup terasa berbeda
Bertebara komuflase tanpa makna
Ucapan hanya bias semu tanpa akar

Di sudut kota penuh caci maki
Persoalan perut selalau menjadi amarah
Harga diri menjadi taruhan tanpa nilai
Walau pelupuk mata tertancap duri